Jangan pernah menghina sekelompok
orang yang memiliki pandangan yang bertentangan denganmu. Sekalipun pandangan
tersebut bagimu terasa menjijikkan dan rendah sekalipun.
Karena justru dari hinaan dan
caci-maki itulah, kelompok yang engkau benci tersebut mampu memosisikan dirinya
sebagai kelompok yang tertindas. Terlebih dengan adanya kalimat "orang
yang berada di jalan yang benar akan selalu dicaci-maki orang banyak."
Hinaan yang kau lontarkan justru mampu menjadi justifikasi bagi mereka untuk
memperjuangkan pandangan hidup mereka yang bisa saja memang tidak kompatibel
dengan hajat hidup orang banyak yang meskipun berbeda ragam, namun sama-sama
mengharapkan kehidupan yang damai.
Dengan kata lain, mulutmu
harimaumu. Hinaan yang kau lontarkan menjadi makanan yang menghidupi mereka.
Bumerang itu nyata, kawan.
Wajar memang apabila kita merasa
tidak setuju dengan pandangan suatu kelompok. Dan seringkali emosi kita
tergerak untuk melawan. Namun di sinilah kelemahan kita. Kacamata kebencian
seakan membutakan kita, yang awalnya membenci gagasannya merambat menjadi
kebencian terhadap kepribadian. Seringkali kita bersorak-sorai mengumpat ria
apabila tokoh yang mewakili kelompok yang bertentangan memiliki cacat-cacat di
ranah privat. Ego kita membenarkan tindakan untuk mempermalukan sisi pribadi
orang yang bersangkutan. Kalau sudah demikian, kita tidaklah berbeda busuknya
dengan mereka yang kau anggap busuk itu.
Bayangkan jika engkau merendahkan
seseorang yang pandangannya kau anggap terlalu bebal dan menyerangnya dari sisi
privat. Engkau tidak hanya melukai harga dirinya, tetapi juga melukai perasaan
orang-orang yang dekat dengannya. Biar bagaimanapun juga, orang yang kau benci
pandangan hidupnya tetaplah manusia, sama seperti engkau. Sama-sama butuh
makan, sama-sama butuh mata pencaharian, dan juga sama-sama butuh uang untuk
menghidupi keluarga.
Mungkin saja akan ada orang-orang
yang berkomentar seperti demikian:
"Tetapi, mereka adalah orang-orang yang menebar kebencian dan tak segan melakukan kekerasan terhadap kelompok lain yang berbeda. Orang yang menghapuskan kemanusiaan orang lain tidak seharusnya diperlakukan secara manusiawi."
Jika pandanganmu seperti
demikian, kemudian saya mempertanyakan apakah yang menuntun pandangan hidupmu
adalah akal sehat atau nafsu amarah? Seringkali kita selalu mencampurbaurkan
antara hukuman dengan pembalasan dendam.
Yang membedakan di antara
keduanya adalah, di dalam balas dendam, engkau menghalalkan segala cara untuk
menghabisi lawanmu dengan dasar amarah sepihak. Sedangkan hukuman diberlakukan
atas dasar kebaikan bagi seluruh kelompok dan berlaku atas seluruh subjek
hukum, tanpa memandang identitas pembeda yang melekat. Supaya setiap orang
menyadari konsekuensi dari pelanggaran hukum yang berlaku.
Jika engkau tidak setuju dengan
pandangan hidup seseorang yang kau rasa merugikan, lawanlah dengan
argumen-argumenmu. Berilah alasan yang kuat mengapa engkau menentang
pandangannya. Tidak perlu menggunakan kata-kata kasar, apalagi sampai
membawa-bawa kehidupan pribadinya. Bisa saja, orang yang kau hina itu
kesehariannya selalu banting tulang hingga berhutang demi menyekolahkan
anaknya. Namun kebencian mengubah kemanusiaan kita menjadi kesetanan.
Saya menyadari, hingga detik saya
menulis dan mengunggah tulisan ini, ada beberapa orang yang membenci saya atas
apa yang pernah saya lakukan atau yang pernah saya tulis dan ucapkan. Mungkin
saja saya di masa lalu melukai hati dan pribadi kalian masing-masing. Yang bisa
saya lakukan adalah meminta maaf kepada kalian. Dan jika kalian masih membenci
saya, saya berharap bahwa setidaknya hal tersebut hanya berkutat pada perbedaan
pandangan hidup. Tidak perlu sampai saling menjelekkan pribadi masing-masing, sebuah
kesalahan yang mungkin saya juga sering luput.
Meskipun sebenarnya, dunia akan lebih indah apabila kita bisa saling menerima tanpa perlu membenci satu sama lain.
Meskipun sebenarnya, dunia akan lebih indah apabila kita bisa saling menerima tanpa perlu membenci satu sama lain.
NB: Penulis adalah seseorang yang
sering merasa gelisah, tidak aman, dan tidak nyaman untuk keluar rumah karena
berbeda dengan orang lain.
Surabaya, 30 Januari 2017, 10:07.
Comments
Post a Comment