Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2015

Promosi Kumpulan Cerpen "Sang Penulis"

Jadi gini guys (Untuk sementara, ganti gaya bahasa nih sob). Beberapa hari yang lalu, gue dapet pengumuman dari LPM Mercusuar Unair kalo cerpen gue tembus dan dapet juara 2 di Lomba Cipta Cerpen LPM Mercusuar Unair. Respon gue sih seneng banget. Gak nyangka kalo cerpen gue bisa tembus, padahal gue gak ngarep apa-apa. Pokoknya bikin cerpen, dan kirim. Gak ada harapan lebih dari itu. Gue mah bersyukur banget setelah dapet berita baik macem ini. Daftar cerpen-cerpen yang tembus nih:

Padam

Padam Kini aku terduduk dengan tangan terikat di belakang. Aku berada di dalam ruang tamu rumahku, di kelilingi oleh orang-orang berpakaian hitam-hitam dan bertopeng macam rampok. Satu orang berdiri dihadapanku, membawa senapan serbu. Sedang tiga orang lainnya berdiri mengelilingi aku yang terduduk lemas dan pusing akibat serangan popor senjata yang sempat mendarat di dahiku sesaat sebelum akhirnya aku berada di posisi seperti sekarang ini.             “Hei Lesmana! Kamu kan yang menulis berita-berita fitnah itu?” sahut orang yang memegang senapan.             “Fitnah? Yang kutulis itu justru sebuah kenyataan.”             “Mengelak saja terus! Toh sebentar lagi kau akan bernasib sama seperti ibumu!” “Kutebak kalian dari Macan Hitam ya? Bagiku malah terlihat seperti gerombolan anjing galak pemerintah. Tapi tak kusangka kalian sebaik ini, sampai mau mempertemukan aku dengan ibuku.”             “Diam! Kamu dan kawan-kawanmu itu sudah sepantasnya dibungkam! Berani-beraninya

Kisah Tiga Bungkus Susu Kedelai

Pada suatu petang, tepatnya pada tanggal 11 November 2015, Yang Maha Kuasa sepertinya mempertemukanku dengan dua orang yang tidak pernah kuduga kemunculannya dalam hidupku. Kuingat pada saat itu aku sedang berada di sebuah warung penyetan sekitar daerah Kalidami setelah sebelumnya sempat beraktivitas di kampus. Aku semula berniat untuk menyegerakan diri menyantap makanan yang kupesan hingga dengan tiba-tiba seorang gadis kecil datang menghampiriku. Ia rupanya datang bersama ibunya yang menunggu tak jauh dari tempat sang gadis kecil itu berdiri sambil menaiki sepeda. Aku baru menyadari keberadaan gadis kecil itu ketika ia mulai membuka percakapan dengan saya (Jujur sebenarnya aku sendiri tidak hafal persis bagaimana detail percakapan yang mengalir pada saat itu. Namun setidaknya inilah gambaran yang kuingat tentang kejadian pada petang itu).