Semesta
sepertinya tahu,
soal
aku yang dibuai dalam desahan angin,
soal
angin yang selalu membuatku merasa hidup,
serta
angin yang menyatu dalam kalbuku
Dan
mungkin sang semesta,
yang
tahu akan betapa dekatnya aku dengan sang angin,
yang
tahu sekian banyaknya perasaanku yang tersentuh angin,
cinta,
benci, rindu, dendam.
Ialah
sang Angin yang menguatkan,
Sang
semesta yang berulah,
soal
rasa-rasaku yang dibuang angin lalu.
Juga
soal berbagai bayangan asing,
yang
datang dan pergi dihadapanku,
begitu
saja oleh sang angin penggoda
Dan
disini, di kota sang angin.
Aku
termenung, terpikir untuk menulis,
sebuah
puisi tentang sang angin
dan
wanita yang dibawa oleh sang angin kali ini.
Kemudian
kulempar begitu saja.
Biarlah
sang angin yang menyantapnya…
Probolinggo,
8 Juli 2015, 03:57.
Comments
Post a Comment